Baca Juga
PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina, mendukung inovasi energi alternatif dari pohon kedondong pagar (spondias pinnata) yang ditemukan oleh Naufal Raziq (15 tahun), siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Langsa, Provinsi Aceh.
Menurut PR Manager PT Pertamina EP, Muhammad Baron, penemuan Naufal ini masih terus diuji coba dan masih perlu pengembangan, karena daya listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kadar asam pohon kedondong, yang juga dipengaruhi oleh kondisi alam, cuaca, dan pohon itu sendiri.
"Kami mengapresiasi temuan Naufal ini dengan membantu mengembangkan dan mengaplikasikan ke masyarakat yang membutuhkan, hasil karya anak bangsa ini harus kita dukung," kata Muhammad Baron kepada Tempo, Senin, 22 Mei 2017.
Sebelumnya, Tempo.co dalam laporan hari ini, 22 Mei 2017, berjudul “Heboh Listrik Kedondong di Aceh Timur, Ternyata Begini Faktanya” mengungkap fakta bahwa listrik kedondong tak pernah menyala di Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jerning, Kabupaten Aceh Timur.
Sementara desa yang berjarak 512 kilometer dari Kota Banda Aceh itu dikabarkan telah tersambung listrik yang bersumber dari pohon kedondong (Spondias dulcis forst) buatan Naufal Raziq, 15 tahun, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Langsa.
"Ya, beginilah nasib kami. Yang jelas, kabar di luar itu tidak benar," ujar salah seorang warga, Hasbi, 53 tahun, sambil menghelas napas, kepada Tempo, Sabtu malam pekan lalu.
Dalam keterangannya, PT Pertamina EP menyebutkan pihaknya membantu Desa Tampur Paloh melalui program pendidikan di Sekolah Anak Merdeka berupa bangunan sekolah dan perpustakaan.
Melihat kondisi penerangan di desa tersebut hanya mengandalkan genset sebagai sumber listrik, maka PT Pertamina EP melalui program pengembangan masyarakatnya, menerapkan temuan Naufal sebagai energi alternatif dari pohon kedondong untuk menerangi kegiatan belajar di sekolah tersebut.
Dengan penerapan penerangan di sekolah, masyarakat sekitar pun mempunyai keinginan agar temuan tersebut dapat diterapkan pada rumah tinggal. Pertamina EP mempunyai semangat untuk melibatkan masyarakat sehingga pada awal April 2017 dilakukan pelatihan di kelompok masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan mengenai cara pembuatan, pemasangan, dan pemeliharaan sehingga masyarakat dapat mandiri nantinya.
Saat ini, Pertamina EP telah menyediakan elektroda dan wadah pembelajaran bagi masyarakat melalui "Bengkel Tree Energy". Di sini masyarakat dapat mempelajari penerapan pohon energi dan pemeliharaannya. Pada saat pelatihan, Pertamina EP juga memberikan satu unit genset untuk memasang instalasi elektroda pada pohon energi.
Namun diakui Pertamina, energi alternatif ini memang belum bisa menggantikan kebutuhan masyarakat atas listrik untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, menurut PR Manager PT Pertamina EP, Muhammad Baron, penemuan Naufal ini perlu terus diuji coba dan dikembangkan lagi.
Menurut PR Manager PT Pertamina EP, Muhammad Baron, penemuan Naufal ini masih terus diuji coba dan masih perlu pengembangan, karena daya listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kadar asam pohon kedondong, yang juga dipengaruhi oleh kondisi alam, cuaca, dan pohon itu sendiri.
"Kami mengapresiasi temuan Naufal ini dengan membantu mengembangkan dan mengaplikasikan ke masyarakat yang membutuhkan, hasil karya anak bangsa ini harus kita dukung," kata Muhammad Baron kepada Tempo, Senin, 22 Mei 2017.
Sebelumnya, Tempo.co dalam laporan hari ini, 22 Mei 2017, berjudul “Heboh Listrik Kedondong di Aceh Timur, Ternyata Begini Faktanya” mengungkap fakta bahwa listrik kedondong tak pernah menyala di Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jerning, Kabupaten Aceh Timur.
Sementara desa yang berjarak 512 kilometer dari Kota Banda Aceh itu dikabarkan telah tersambung listrik yang bersumber dari pohon kedondong (Spondias dulcis forst) buatan Naufal Raziq, 15 tahun, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Langsa.
"Ya, beginilah nasib kami. Yang jelas, kabar di luar itu tidak benar," ujar salah seorang warga, Hasbi, 53 tahun, sambil menghelas napas, kepada Tempo, Sabtu malam pekan lalu.
Dalam keterangannya, PT Pertamina EP menyebutkan pihaknya membantu Desa Tampur Paloh melalui program pendidikan di Sekolah Anak Merdeka berupa bangunan sekolah dan perpustakaan.
Melihat kondisi penerangan di desa tersebut hanya mengandalkan genset sebagai sumber listrik, maka PT Pertamina EP melalui program pengembangan masyarakatnya, menerapkan temuan Naufal sebagai energi alternatif dari pohon kedondong untuk menerangi kegiatan belajar di sekolah tersebut.
Dengan penerapan penerangan di sekolah, masyarakat sekitar pun mempunyai keinginan agar temuan tersebut dapat diterapkan pada rumah tinggal. Pertamina EP mempunyai semangat untuk melibatkan masyarakat sehingga pada awal April 2017 dilakukan pelatihan di kelompok masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan mengenai cara pembuatan, pemasangan, dan pemeliharaan sehingga masyarakat dapat mandiri nantinya.
Saat ini, Pertamina EP telah menyediakan elektroda dan wadah pembelajaran bagi masyarakat melalui "Bengkel Tree Energy". Di sini masyarakat dapat mempelajari penerapan pohon energi dan pemeliharaannya. Pada saat pelatihan, Pertamina EP juga memberikan satu unit genset untuk memasang instalasi elektroda pada pohon energi.
Namun diakui Pertamina, energi alternatif ini memang belum bisa menggantikan kebutuhan masyarakat atas listrik untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, menurut PR Manager PT Pertamina EP, Muhammad Baron, penemuan Naufal ini perlu terus diuji coba dan dikembangkan lagi.
Klarifikasi Pertamina EP Soal Listrik Kedondong di Aceh Timur
4/
5
Oleh
Waff